Sabtu, 23 Juli 2011

Ketika Sang Bayi Rewel (6-18 bulan)

Bayi rewel terkadang membuat kita cemas atau pun bingung. Ketika kita berusaha menggendong dan menenangkannya sang buah hati justru menggeliat-liat, menangis bahkan menjerit. Apalagi bila kejadiannya di tempat umum, atau dalam lingkungan keluarga besar. Semakin paniklah kita…..
Sebenarnya, dalam tahap-tahap tertentu bayi rewel adalah hal yang wajar. Menurut Dr. Lynn Weiss, ketika anak berumur 6 bulan ia mulai bisa mengenali orang asing dan sekitar umur 11 bulan dia lebih menyukai bersama orang-orang terdekatnya. Bahkan, mungkin mereka tidak akan mau melakukan aktivitas dengan orang asing. Kerabat  atau orang-orang yang dekat kita, bagi sang bayi tidak berbeda dengan orang asing lainnya. Selain itu pada rentang umur ini si bayi juga mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, misalnya pertumbuhan gigi. Ia juga sedang belajar merangkak, berjalan dan gerakan motorik lainnya.  
Pada tahap ini menurut Freud si bayi memasuki fase oral, dimana semua benda akan selalu diamasukkan ke dalam mulut. Pada tahap ini si bayi akan mulai mendapatkan kata tidak dan larangan lainnya, tanpa memahami apa makna tidak dan makna larangan. Bagi buah hati kita hal ini tentulah “membingungkan” sehingga dia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini.
Secara fisik, emosional dan sosial bayi kita sedang bertumbuh, dan ia juga berubah. Tugas orangtua adalah “membantu” dan “menemani” dia dalam masa pertumbuhannya dengan cara yang nyaman dan tidak mengganggu dia, sehingga rasa percaya buah hati kita dapat dijaga secara utuh.
Beberapa tindakan yang dapat kita lakukan ketika bayi kita rewel diantaranya adalah :
  • Menyadari bahwa anak kita adalah seorang bayi, terkadang saat anak sedang rewel orangtua cenderung bereaksi agar dia menjadi "anak baik". Ingatlah, bahwa anak kita sedang belajar hal-hal baru sehingga reaksinya kadang tidak terduga. Mereka sangatlah bergantung kepada kita, maka kita harus menggunakan kepekaan  dan kasih sayang untuk menolong sang buah hati bereksplorasi.
  • Alihkan perhatian si anak ketika ia melakukan tindakan yang tidak kita sukai/berbahaya. Anak sering memasukkan benda-benda asing ke mulut. Alihkan perhatian si kecil dengan "mengggoda" atau mengajaknya "berbicara" sambil menyingkirkan benda itu atau menggantikannya dengan benda yang aman.
  • Pahamilah bahwa anak kita belajar dari "kelakuan buruk". Buah hati kita sering terlihat "membuat masalah" atau menunjukkan "kelakuan yang buruk", tetapi sebenarnya mereka hanya menunjukkan rasa ingin tahunya, mereka hanya ingin bereksplorasi. Jadi janganlah Anda menghukum anak kita pada usia ini, dampingi si buah hati saat belajar dengan dunia barunya.
  • Jangan memaksa sang buah hati untuk dekat dengan keluarga atau teman baik kita. Orang-orang dekat kita mungkin akan merasa terluka saat anak kita menolak kedekatan dengan mereka. Namun, orang-orang dewasa ini lebih mampu memahami situasi dibandingkan dengan si kecil. Berikanlah waktu kepada buah hati kita untuk mengenal dan mempercayai mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar