Dr Lynn Weiss, seorang Psikolog klinis menyarankan agar kita berhati-hati dalam menghadapi bayi yang bersikap terlalu baik. Beberapa bayi yang cukup pasif dan mudah diatur bukan karena tindakan kita sebagai orang tua/pengasuh, tetapi karena susunan neurobiochemical mereka. Jika orangtua tidak menyadari hal ini, maka anak akan semakin pasif dan melepaskan harapan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Permasalahan yang timbul pada anak seperti ini adalah ia tidak akan belajar untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginananya dengan jelas dan tegas. Mungkin pada saat dia kecil hal itu tidak menjadi masalah, bahkan sangat "membantu" orang yang mengasuhnya. Namun, saat dia besar kelak dia harus bisa menyatakan dirinya dengan jelas dan menyatakan kebutuhan serta keinginannya dengan jelas.
Tidak ada salahnya apabila kita memiliki anak yang demikian, terimalah mereka apa adanya. Tetapi hendaknya sebagai orangtua kita membantu mengurangi kepasifannya dan membantu dia agar lebih tegas. Beberapa hal yang bisa kita lakukan diantaranya:
- Berikan kesempatan kepada buah hati kita untuk bersikap ekspresif dan mengungkapkan perasaannya
- Berikanlah penguatan setiap kali anak Anda menunjukkan komunikasi
- Dorong kepada anak-anak, agar mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap dunia di sekeliling mereka
- Jangan terjebak dalam sindrom "anak baik". Bagaimanapun kita harus mengingat kembali konsep tentang anak baik. Ingatlah bahwa kebaikan benar-benar tidak berada dalam kendali Anda, kelakuan anak-anak kita adalah akibat dari kemampuannya. Cepat atau lambat anak-anak akan mengalami tahap yang mungkin kita sebagai orangtuanya tidak akan senang melihat kelakuannya.
- Jangan terjebak pada gagasan bahwa kebaikan anak kita adalah hasil dari proses tindakan kita. Sebagai orangtua memang kita bertanggungjawab pada perkembangan anak kita, tetapi anak kita adalahindividu unik yang memiliki kaprebadian dan seperangkat kebutuhan yang unik juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar