Senin, 25 Juli 2011

Tips Mengembangkan Harga Diri Yang Positif

Harga diri yang positif adalah sebuah kualitas pribadi yang dapat mengantarkan kita menuju penghargaan diri dan kesuksesan pribadi. Pada umumnya harga diri berarti kepercayaan dasar kita terhadap nilai-nilai dan nilai kita sebagai individu. Memiliki harga diri yang positif memungkinkan kita untuk mengetahui perkembangan. Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tenang dirinya sendiri. Harga diri juga merupakan penghargaan terhadap keunikan diri sendiri, penampilan fisik, kemampuan-kemampuan intelektual, kecakapan-kecakapan pribadi dan kepribadian. Harga diri adalah parameter yang "membedakan" kita dari orang lain sebagai individu.

Setiap orang menginginkan mempunyai harga diri yang positif, tetapi seringkali kenyataan kehidupan membuat seseorang jatuh dan merendahkan menurunnya harga diri. Dr. Patricia Patton memberikan 5 tips untuk mengembangkan harga diri yang rendah, yaitu:
  1. Anda mengukur harga diri berdasar apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tentang anda. Andamenghabiskan banyak waktu untuk mendapat pengakuan. Apa yang mereka pikirkan lebih berarti daripada yang anda pikirkan tentang diri sendiri.Mulailah melihat diri sendiri sebagai kesatuan yang terpisah dari serangkaian nilai, kebutuhan, dan impian yang anda miliki. Tentukan siapa anda sebenarnya dan apa yang membuat anda merasa nyaman. Lakukan apa yang anda anggap benar dengan mempertimbangkan orang lain, tapi bukan sebagai pengganti anda. Belajarlah menghargai wawasan dan kemampuan-kemampuan sendiri, dan jangan biarkan orang lain berpengaruh dibanding suara hati anda. Belajarlah teguh memegang pendirian dan jangan menjadi "yes man" untuk menyenangkan orang lain. Orang-orang hendaknya menyukai anda apa adanya, bukan karena anda sependapat dengan mereka.
  2. Anda merasa kikuk berada di sekitar orang-orang yang anda percayai lebih superior. Jika memandang mereka lebih tampan, lebih cantik, lebih pandai, lebih kaya, atau lebih ramping, anda segera merasa tertekan dan kehadiran anda sama sekali tidak berguna. Ketika berada dalam situasi yang membuat anda merasa inferior, mulailah mengatakan pada diri sendiri bahwa perasaan itu adalah reaksi yang tidak realistik dan tidak perlu terhadap fakta bahwa anda tidak cukup bangga pada diri sendiri. Anda menganggap orang lain lebih unggul karena anda mampu mengembangkan citra diri yang baik. Anda belum punya keyakinan bahwa anda mempunyai kualitas-kualitas unik yang bisa membuat anda berbeda dengan orang lain. Anda masih terjebak dalam kerangka pikiran kompetisi yang mengatakan bahwa anda harus selalu menentukan kesuksesan diri sendiri dengan cara membandingkan dengan kesuksesan orang lain. Anda telah menetapkan skala peringkat di mana anda menempatkan diri sendiri pada urutan paling bawah dan orang-orang lain di urutan paling atas. Mulailah pikiran untuk menghargai diri sendiri sebagaimana adanya. Jika diperlukan pengembangan, berilah kebebasan pada diri sendiri menjelajahi medan kreativitas untuk mengubah segalanya menjadi lebih baik. Anda cenderung berpikir bahwa anda inferior dibanding orang lain. Jika begitu, hentikan dan katakan, "Aku punya kebiasaan buruk merendahkan diri sendiri. Aku akan menghentikan perasaan yang salah ini dan yang selalu menyebabkan aku selalu berpikiran jelek."
  3. Anda adalah orang pertama yang mengatakan bahwa anda tidak cukup bagus. Kapan pun sesuatu yang mengecewakan terjadi pada anda, reaksi pertama adalah menyalahkan diri sendiri. Bahkan menertawakan diri sendiri, yang meremehkan harga diri sebagai pribadi mandiri, dan tidak pernah menemukan sesuatu yang positif tentang diri anda. Mulailah mengubah solilokui (self talk) anda. Berlakulah lebih baik pada diri sendiri. Anggaplah diri anda sebagai sahabat terbaik. Perlakukan dengan pertimbangan ini ketika membutuhkan bantuan seseorang. Hentikan kebiasaan merendahkan diri sendiri. Jika membuat pilihan yang salah, jangan berkata, "aku tidak cukup bagus, " tapi katakan,"aku telah melakukan kesalahan penilaian, tetapi aku mampu memperbaikinya dan membuat keputusan-keputusanyang baik." Jika hubungan anda dengan seseorang mengalami kegagalan, jangan menghukum diri sendiri dengan cara mengucilkan diri. Pahami sumber konflik dari kedua belah pihak tanpa menyalahkan diri sendiri dalam proses itu dan katakan, "Kita berdua telah melakukan kesalahan, aku akan mengambil hikmahnya dan akan mencintaimu lagi."
  4. Anda membangun citra diri yang sesungguhnya bukan diri anda sendiri dalam upaya merasakan lebih baik pada diri sendiri dan agar diterima orang lain. Ini menuntut anda selalu berpura-pura dan bohong. Anda merasa iri pada orang lain yang anda ketahui sangat tulus dan nyaman dengan sendirinya. Alih-alih menghargai mereka, anda memandang mereka sebagai pesaing. Di dalam bersaing dengan mereka, tanpa tedeng aling-aling anda semakin keras bersaing dan perjuangan anda pun semakin sengit. Anda tidak perlu menjadi orang lain. Siap anda sesungguhnya keaslian dan kesejatian anda jauh lebih menarik, kokoh dan mengagumkan dibanding siapapun. Ini benar karena anda bebas mengeksplorasi kemampuan-kemampuan unik yang andamiliki. Yang lebih penting anda merasa lebih baik menjadi diri sendiri. Jangan terkejut jika kesejatian anda mempunyai sejumlah kekurangan yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Ada saat-saat tertentu di mana kita mempunyai watak cepat marah dari yang seharusnya atau terlalu tergesa-gesa ingin mewujudkan apa yang kita harapkan. Jikaini terjadi, janganpanik.Kita semua mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri. Manjadi diri yang "sebenarnya" berarti bahwa anda tidak perlu membangun tembok-tembok kebohongan untuk menutupi diri batin yang asli.
  5. Anda tidak mau mencoba karena takut menghadapi kegagalan atau kesuksesan. Anda bergerak dari satu hubungan ke hubungan yang lain; dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain; menapaki kembali jejak-jejak kegagalan yang telah menghempaskan di masa lalu. Bahkan mendapati diri dalam situasi-situasi serupa yang pernah mengecewakan di masa lampau. Sebagai contoh, jika anda mempunyai masalah dengan minuman keras dan anda mendapatkan pekerjaan sebagai bartender berarti anda menempatkan diri menuju kegagalan. Anda sepertinya mengulangi kesalahan serupa dan mencari-cari alasan yang sama untuk tidak menempuh arah yang berbeda. Anda gagal dalam mencapai tujuan baik karena ketakutan tidak sanggip mengatasi tantangan-tanatangan ataupun karena tidak mampu membayangkan kesuksesan yang mungkin anda raih. Anda mengira bahwa kebahagiaan adalalah sesuatu yang dimiliki orang lain. Perilaku mengalahkan diri ini menghambat anda mengeluarkan kemampuan-kemampuan. Sepanjang hidup anda merasa berada dalam bahaya karena hanya berjalan menyusuri tepian kesuksesan. Hentikan sikap mengalahkan diri ini. Luangkan waktu untuk berkonsentrasi dengan ahli terapi yang dapat menolong menyalami alasan-alasan mengapa takut menghadapi kegagalan atau kesuksesan. Intropeksi ini dapat merangsang anda mengembangkan cara-cara untuk mengatasi perilaku-perilaku penundukan diri itu. Anda bukanlah satu-satunya orang yang tidak ingin gagal. Banyak orang ketakutan ketika menghadapi tanatangan besar. Kuncinya adalah tenang dalam menghadapin resiko. Ini satu-satunya cara meraih kesuksesan. Seperti yang dikatakan Theodore Roosevelt ".... yang terbaik, jika berhasil mereka yang mengetahui manisnya kemenangan besar; dan, yang terburu, jika gagal, paling tidak mereka gagal di tengah-tengah perjuangan yang sengit, sehingga mereka adalah jiwa-jiwa pemberani dan tangguh yang tidak pernah takut menghadapi kemenangan atau pun kekalahan. " Anda berhak berusaha meraih kebahagiaan dan kesuksesan sebagaimana orang lain. Hal-hal negatif yang anda percaya tentang diri anda tidak perlu menghadapi kenyataan. Langkah pertama membuat dalam hidup adalah mengatakan pada diri sendiri, "Inilah saatnya berhenti berputar-putar yang nampaknya selalu kembali ke titik yang sama. Akku akan menyususn tujuan-tujuan, menemukan jalan-jalan baru untuk mewujudkannya serta membangun sudut pandang pada diri sendiri yang lebih baik dan lebih seimbang.
Sumber: Mengembangkan EQ untuk menghadapi tantangan kehidupan (Dr. Patricia Patton)
 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar