Selasa, 26 Juli 2011

Mengatasi Bullying di Sekolah

Bullying sering terjadi di sekolah. Arti kata bullying memang belum ada dalam terminologi Bahasa Indonesia. Definisinya adalah segala tindakan yang berdampak pada korban berupa rasa terintimidasi, takut, dan tertekan karena dilakukan oleh pelaku menggunakan kekuasaan secara berulang kali.
Bullying bisa dilakukan secara lisan (mengata-ngatai, menjuluki, menghina, mencela, memfitnah, memaki, atau mengancam), fisik (menendang, mencubit, menghukum dengan lari keliling lapangan, dll), dan mental (menjauhi, meneror, mengintimidasi, diskriminasi, mengabaikan, memelototi, dll) bahkan di era internet telah muncul cyber bullying (melalui ancaman atau nama panggilan internet atau teks) atau kombinasi dari keempatnya. Pelaku bullyings tahu persis bagaimana membuat kesal korban mereka dengan memilih pada titik-titik sensitif mereka.
Dalam kaitannya dengan bullying di sekolah, ini bisa dilakukan oleh individu ke individu, kelompok ke individu atau kelompok ke kelompok. Tak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya adalah si pelaku ingin menunjukkan kekuatan/pengaruhnya kepada yang lain. Pelaku bullying biasanya sangat licik dan mereka pintar lolos dari kesalahannya.
Orang yang diganggu (korban) bisa merasakan berbagai macam emosi, dari perasaan sangat marah, menutup, perasaan bunuh diri dan berbagai perasaan yang merugikan diri sendiri lainnya. Seringkali, mereka merasa sendirian, tak berdaya dan takut bahwa jika mereka memberitahu orang lain, bullying akan bertambah buruk. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mereka, kepercayaan mereka, harga diri mereka serta prestasi sekolah mereka.
Bagaimana membantu memecahkan masalah bullying ini. Orang tua dan guru harus membantu anak untuk memahami masalah bullying. Sehingga anak bisa mengetahui batasan-batasan apa yang sudah masuk kategori bullying. Dan ketika terjadi bullying mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan. Kiat untuk menghadapi bullying adalah:
  • Abaikan pengganggu bila memungkinkan. Ingat bahwa pelaku bullying biasanya untuk mencari reaksi korban, jadi dengan mengabaikan akan membuat mereka tidak mendapatkan kepuasan dari tindakannya. 
  • Mencatat, waktu, tanggal dan kejadian ketika bullying terjadi.
  • Memberitahu seorang guru yang dapat dipercaya. Pengganggu tidak seharusnya mengetahui bahwa korbannya telah memberitahu guru. Dengan cara ini guru akan waspada dan dengan diam-diam memberitahu guru lainnya untuk mengawasi situasi dan menangkap basah si pengganggu . Jika anak merasa sulit untuk berbicara kepada guru, maka anak korban bullying dapat menulis catatan dan dilaporkan ke guru. 
  • Memberitahu orang tua atau wali. Bullying tidak akan berhenti kecuali jika korban berbicara dan melakukan tindakan. 
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar